Oleh :Viki Iswanto
Hai teman-teman, namaku Mutiara marlena aku anak kedua
dari tiga bersaudara, umurku sekarang 17 tahun, kebiasaan burukku terjadi
ketika aku masih duduk di kelas 6 SD, umurku waktu itu 11 tahun, kebiasaan
burukku ialah sering datang terlambat ke sekolah, aku malas merapikan kamarku,
dan aku selalu menunda-nunda mengerjakan PR dari sekolah. Oh.. iya teman-teman
jangan tiru kebiasaanku yang buruk itu ya! Pasti teman-teman ingin mendengarkan
lagi ceritaku yang lebih lanjut, begini ceritanya:
Waktu itu, aku duduk di kelas SMP Islam Al-Hikmah,
hidupku tak begitu indah setiap hari, aku terus dimarahi oleh ibu karena
hidupku yang tidak disiplin. Mulai dari kamarku yang berantakan, buku-buku di
kamarku yang berserakan, dan baju-baju yang bertebaran, sampai bau kamarku
tidak sedap. Aku malas untuk merapikan dan membersihkannya. Bukan hanya itu,
ibuku juga sering marah karena aku selalu menunda-nunda mengerjakaan PR dari
sekolah, aku paling benci dimarahi oleh bu guru karena aku sering datang
terlambat. Aku tidak bisa mengubah kebiasaanku ini, walaupun ibu telah
menasehatiku setiap hari dan mengajarkanku tentang kedisiplinan.
Suatu malam mataku tidak bisa dipejamkan.Aku pun tertidur
pada pukul 01.00 WIB.Paginya, pada pukul 05.30 WIB jam wekerku berdering, yang
bunyinya seperti ini “Kring… kring… kring” jam weker itu aku abaikan, karena
aku sangat mengantuk sekali. Sesudah satu jam, ibu masuk ke dalam kamarku. dan
membangunkanku “Lena… bangun… ayo bangun, sudah jam 07.00” aku menjawabnya
dengan mata yang mengantuk “Aghh… ah Ibu aku masih ngatuk!” ibu memperlihatkan
jam weker kepadaku. Aku pun terkejut dibuatnya, “Astaga, kenapa Ibu tidak
membangunkanku?” ibu pun menjawab “Ibu telah membangunkan kamu tetapi, kamunya
yang tidak mau bangun!” aku pun berlari menuju kamar mandi, ketika di tengah
perjalanan menuju kamar mandi, aku pun terpeleset karena bajuku yang bertebaran
“Aduh… sakit” jeritanku, ibu terdiam sejenak, dan menggelelengkan kepalanya,
ibu pun mengatakan kepadaku “Ayo cepat! Ibu tunggu di ruang makan” ibu pun
keluar dari kamarku.
Setelah mandi aku mencari pakaian seragamku, aku pun
mengacak-acak semua pakaianku, setelah mengacak-acak semua pakaianku akhirnya,
baju seragam itu pun dapat kutemukan. Waktu terus berjalan, aku semakin cemas
karena aku takut kena marah lagi oleh bu guru, aku langsung menyiapkan
buku-buku untuk pelajaran hari ini, lagi-lagi bukuku hilang tidak dapat ku
temukan kembali “Ya.. Tuhan kemana bukuku?” ucapanku di dalam hati, aku jadi
bingung karena semua bukuku berserakan, akhirnya sudah beberapa menit akhirnya
buku itu dapat ku temukan “Haa… ini dia” kataku dengan wajah yang lega, “Lena…
ayo keluar Nak!. Sebentar lagi kita akan sarapan! Ayah, Kakak, dan Adikmu sudah
menunggu,” teriak ibu dari ruang makan “Baik Bu… tunggu sebentar ya!” jawabku.
Aku pun langsung memakai kaos kakiku dengan terburu-buru,
tanpa tak kusadari terpasang olehku kaos kaki yang tidak sama. Setelah itu aku
mengambil sepatuku, dan langsung memakainya. Aku pun keluar untuk sarapan,
dengan terburu-buru aku hampir saja menabrak guji kesayangan ibu “Huftt… hampir
saja” kataku. Aku pun tiba di ruang makan “Sekarang, menu kita nasi goreng dan
roti selai ya” kata ibu, aku pun duduk “Bu aku hanya ingin roti selai saja Bu”
kataku, ibu menjawabnya “Kok… gitu, kamu nggak mau makan nasi goreng buatan Ibu
dulu?” aku menjawabnya “Terimakasih Bu tapi, Lena harus buru-buru, nanti Lena
kesiangan Bu” ibu menjawab “Oh.. kalau kamu mau roti, ambil saja ya!”. Aku pun
mengambil roti selai, aku melihat ada selai stroberry dan saos sambal cabe, ku
lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 07.25 WIB dengan terburu-buru aku
tidak sengaja mengoleskan saos sambal cabe ke rotiku. Aku pun langsung mencium
tangan kedua orangtuaku, dan berpamitan “Ayah, Ibu aku berangkat dulu ya!”
kataku “Pergilah… Nak! hati-hati ya di jalan” kata ayah dan ibuku
Aku pun pergi ke sekolah dengan mobil pribadiku “Ayo… Pak
kita jalan!” kata ku kepada sopirku, aku pun memakan roti selaiku tadi, setelah
dua gigitan aku merasa kepedasan “Aduhh… aduh.. pedas” jeritanku. Kulihat jam
tanganku kembali sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB “Ayo.. lebih cepat lagi
Pak!”. Setiba di sekolah aku berlari dengan kencangnya, ketika tiba di pintu
gerbang ku lihat pintu gerbang sudah ditutup oleh Pak satpam. Lalu, aku pun
mengetok pintu gerbang itu “Pak.. tolong dibukain dong pintu gebangnya!”
perintahku. Satpam itu terdiam sejenak, dan mengatakan “Maaf… Dek siswa yang
datang terlambat, tidak boleh masuk!” aku menjawabnya “Mohon Pak sekali ini
saja kok, please!” satpam itu menjawab kembali “Tidak boleh! kemarin terlambat
lagi, kemarinya lagi terlambat, sekarang terlambat lagi pokoknya Siswa yang
terlambat tidak boleh masuk!” aku pun berdebat dengan satpam itu, setelah itu
bu guru mendekati satpam itu, jantungku berdetak-detak dengan kencang, aku
cemas sekali “Stop-stop ada apa ini ribut-ribut?” tanya bu guru, “Ini Buk..
Siswa ini paksa Saya untuk dibukain pintu gerbangnya” jawab satpam itu. “Apa
benar, yang dikatakannya tadi Lena?” tanya bu guru lagi, dengan wajah yang
cemas aku menjawabnya “Betul… Bu Guru”.
“Sudah Pak, buka saja gerbang ini!” perintah bu guru kepada satpam itu “Terimakasih ya… Buk” kataku, bu guru berkata kepadaku lagi “Sekarang, kamu cepat masuk kelas!” aku menjawabnya “Baik.. Bu” lalu, aku pun berjalan menuju kelas. Setelah beberapa langkah bu guru berteriak kepadaku “Hmmm… tunggu, kalau kamu masih terlambat lagi lebih dari tiga kali, kamu akan saya skor selama satu Minggu lima hari!” aku menjawabnya “Baik.. Bu Saya tidak akan terlambat lagi”
“Sudah Pak, buka saja gerbang ini!” perintah bu guru kepada satpam itu “Terimakasih ya… Buk” kataku, bu guru berkata kepadaku lagi “Sekarang, kamu cepat masuk kelas!” aku menjawabnya “Baik.. Bu” lalu, aku pun berjalan menuju kelas. Setelah beberapa langkah bu guru berteriak kepadaku “Hmmm… tunggu, kalau kamu masih terlambat lagi lebih dari tiga kali, kamu akan saya skor selama satu Minggu lima hari!” aku menjawabnya “Baik.. Bu Saya tidak akan terlambat lagi”
Aku pun masuk ke dalam kelas, setiba di kelas aku
ditertawakan oleh semua teman-temanku, “Haaa… haaa… haaaa” tawa teman-temanku,
aku berkata di dalam hatiku “Apa ada yang salah dengan penampilanku? kenapa aku
menjadi bahan tawaan?” lalu, aku berjalan menuju tempat dudukku, setiba di
tempat dudukku aku pun langsung duduk. Pagi ini aku belajar pelajaran
matematika, aku lupa membuat PR matematika “Astaga… aku lupa membuatnya…
bagaimana ini?” ucapanku di dalam hatiku, setelah itu Bu Guru masuk ke dalam
ruangan kelas ku, mukaku menjadi pucat dibuatnya “Asslammualaikum Anak-anak”
kami menjawabnya “Walaikummsalam Buk”.“Sekarang kumpulkan PR yang telah Bu Guru
berikan Minggu lalu!” kata bu guru, teman-temanku pun mengumpulkan PR mereka
masing-masing, mukaku tambah menjadi pucat “Lena… kenapa kamu Nak? kamu sakit?”
tanya bu guru aku menjawabnya dengan wajah yang gugup “Nggak… Bu saya tidak
sakit kok” bu guru pun pergi ke papan tulis “Sekarang… siapa yang tidak
mengumpulkan PR?” tanya bu guru dengan wajah yang pucat aku mengangkat tanganku
dan berkata “Saya Bu Guru”. “Sekarang kamu berdiri di depan kelas sebagai
hukuman untuk kamu yang tidak membuat PR!” perintah bu guru, aku pun berjalan
menuju depan kelas rasanya malu sekali karena, aku sering sekali dihukum oleh
bu guru hanya gara-gara tidak membuat PR “Lena kamu angkat salah satu kakimu
lalu, pegang kedua daun telingamu!” perintah bu guru lagi, aku pun mengangkat
salah satu kakiku, dan memegang kedua daun telingaku. Teman-teman
mentertawakanku lagi “Haaa… haaa… haaaaa” tawaan mereka semua kecuali
sahabatku, “Huuhhh kenapa sih hidupku selalu sial, mulai dari terlambat ke
Sekolah, masuk kelas ditertawakan, dapat hukuman karena tidak membuat PR,
sekarang malah jadi bahan tawaan lagi.. Ihhhh aku kan jadi malu!” kataku
didalam hati kecilku bu guru menjadi marah dan berkata “Kenapa kalian
mentertawakan Lena?” mereka menjawabnya dengan serentak “Karena kaos kakinya
tidak sama, Bu!” aku pun terkejut dan langsung melihat kaos kakiku, memang
berbeda yang satu berwarna hijau, yang satunya lagi berwarna merah, aku jadi
malu dibuatnya, pipiku menjadi pink kemerahaan “Sudah… sudah… diam” kata bu
guru dengan wajah yang marah lalu, bu guru mengajarkan kepada siswa tentang
segitiga, setelah beberapa menit perutku menjadi mulas dan mengeluarkan kentut
“Pump…” bunyi kentutku, teman-teman mulai mencium bau yang tak sedap itu, dan
teman-teman mulai ribut dan menutup hidungnya masing-masing “Siapa yang
kentut?” tanya bu guru dengan wajah yang geram.
Para siswa terdiam sejenak, “Ayo… mengaku siapa yang
kentut?” tanya bu guru lagi, aku berkata di dalam hatiku “Uhhh… ini pasti
gara-gara selai cabe yang tadi aku makan” aku pun kembali cemas dengan
malu-malu aku mengangkat tanganku “Saya Bu Guru,” kataku, bu guru menjawab
“Lena… kamu lagi… kamu lagi… sekarang kamu bersihkan WC perempuan!” bentak bu
guru, aku pun berjalan menuju WC untuk membersihkannya, setelah beberapa menit
aku membersihkan WC malu rasanya dilihat oleh siswa-siswa yang lain, lonceng sekolah
pun berbunyi “Teng… teng…” itu artinya jam pelajaran kedua sudah dimulai bu
guru mendekatiku di ruangan WC “Lena… maafkan Saya, yang telah menghukum kamu
terlalu berat. Kamu harus hidup disiplin!” aku menjawabnya “Baik… Bu Guru
maafkan Saya juga yang tidak disiplin Bu Guru” aku pun kembali ke ruangan
kelasku.
Lagi-lagi teman-teman mentertawakankun lagi “Dasar…
tukang kentut sembarangan, emangnya ini WC… dasar!” kata temanku, “Haaaaa… haa”
tawa mereka. Telingaku terasa panas mendengar cacian mereka “Eehhh biasa aja
kali kalau Aku kentut emangnya kamu terasa terbebani hah? Aku yang kentut kamu
yang sewoot lagian, kalau Aku kentut bearti aku manusia normal dong!” temanku
itu menjawabnya lagi “Eh.. iya dong aku merasa terbebani soalnya baunya gak
enak banget, terserah kalau kamu mau bilang manusia normal, idiot, dan
lain-lain, pokoknya kamu itu tukang kentut sembarangan!” aku pun mencoba untuk
sabar “Sudahh… cukup!” kata sahabatku, lima menit kemudian lonceng pun
berbunyi, “Nah, sekarang saatnya jam pelajaran IPA (Fisika) nih, ayo Lena kamu
duduk ke tempat dudukmu!” kata sahabatku, aku pun berjalan menuju tempat
dudukku bersama sahabatku “Huhuhuuhu” ejek temanku tadi.
Pak guru memasuki ruangan kelasku “Asslammulaikum…
Anak-anak” kami semua menjawabnya “Waalaikumsalam Pak”. “Sekarang simpan semua
buku yang berhubungan dengan pelajaran fisika” kata pak guru yang mengajar
pelajaran fisika “Berarti sekarang kita ulangan dong… Pak” kata kami semua
“Memang betul… saya akan melihat kemampuan kalian semua” aku pun terkejut
mendengarnya, “Ya… Tuhan cobaan apa lagi yang Engkau berikan kepadaku?” kataku
di dalam hatiku, aku pun menyimpan buku fisikaku pak guru berkata lagi
“Sekarang saya akan membagikan nilai ulangan kalian semua yang kedua” saat pak
guru membagikan nilai ulanganku jantungku berdetak-detak lebih kencang lagi,
aku cemas akan nilai ulanganku itu, kemudian pak guru berkata kepadaku “Lena…
nilai ulangan kamu tidak ada perubahan, nilai ulangan kamu yang pertama 30,
yang kedua 40” aku menjawabnya “Yah.. Pak itu kan ada kenaikkan 10 Pak”.
“Huuuu…” kata teman-temanku. Aku jadi malu, “Sudah.. sudah.. ayo kalian
kerjakan soal ulangan ini” kata pak guru. Lalu, aku pun mengerjakan soal
ulangan itu “Kenapa soal ini sulit sekali” ucapanku di dalam hati soal itu
berjumlah 20, sedangkan aku baru menyelesaikan 8 buah soal
Waktu tinggal sedikit lagi, keringatku mulai berteteran
“Ya… Tuhan berilah keringanan sedikit untukku” akhirnya aku dapat menyelesaikan
17 soal, 20 menit telah berlalu “Teng… teng… teng” bunyi lonceng sekolahku,
waktunya jam untuk pulang sekolah, para Siswa mengumpulkan lembar jawaban
mereka begitu pun aku juga mengumpulkan.
Aku pun pulang “Ayo Pak kita pulang” perintahku kepada
supirku, di tengah perjalanan “Ehhh… hmmm bagaimana kita ke Mall dulu!” kataku.
Setelah itu aku pun sampai di Mall aku berkata kepada sopirku “Pak.. tunggu
sebentar ya… aku mau belanja dulu” aku pun masuk ke dalam Mall. Lalu, aku
belanja baju-baju yang banyak, dan makan siang di restaurant terdekat,
sedangkan ibu di rumah panik memikirkan aku, ibu menelephoneku tetapi,
handphoneku mati karena baterainya habis, aku menghabiskan waktuku di Mall. Aku
melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB, aku menuju ke mobilku
“Ayo.. Pak kita pulang!” kataku kepada sopirku.
Setiba di rumah aku berteriak kepada ibu “Ibu… Ibu… aku
pulang”. Aku pun masuk ke dalam rumah “Hmmm..sekarang sudah jam berapa?” tanya
ibu sambil wajah yang sedikit marah aku menjawabnya “Sekarang… sudah pukul
15.45 WIB” ibu bertanya lagi “Kok.. kamu baru pulang sekolah? Ibu telfon
handphone kamu, tapi kok gak masuk-masuk?” aku menjawabnya “Taaadi.. aku pergi
ke Mall dulu Bu, terus baterai handphoneku habis Bu” ibu berkata lagi kepadaku
“Kalau mau ke Mall atau kemana pun lain kali kamu harus kasih tahu ibu dulu
karena ibu cemas memikirkan kamu Nak!” aku menjawabnya “Baik Bu.. maafkan aku
ya Bu” ibu menjawabnya “Iya kali ini Ibu maafkan.. tetapi, lain kali kamu harus
disiplin ya!” aku menjawabnya “Baik.. Bu lain kali Lena akan kasih tahu Ibu
dulu” ibu berkata kepadaku lagi “Oh, iya kamu sudah makan Lena?” aku
menjawabnya “Sudah kok Bu” ibu menjawab “Syukurlah kalau begitu”
Aku pun masuk ke dalam kamarku, kulihat dan kupandang
selah belik kamarku tidak serapi, dan tidak sebagus kamar kakakku. Mataku tidak
senang melihatnya, aku berkata di dalam hatiku “Kenapa hidupku seperti ini, dan
mengapa aku tidak bisa hidup disiplin?” aku bingung dibuatnya. Malamnya aku
datang ke kamar kakakku, kamarnya lebih rapi, indah, dan harum pula. Nyaris aku
putus asa, aku termenung di kamar kakakku “Lena… ayo keluar kita akan makan
malam nih!” ajak kakakku aku menjawabnya “Baik.. Kak” aku pun keluar untuk
makan malam, setelah makan aku langsung masuk ke dalam kamarku, kulihat dan
kupandang lagi kamarku. Aku selalu berpikir kenapa aku tidak bisa disiplin?
kupandang kamarku bagaikan kapal pecah, pecah, dan pecah. “Ya… Tuhan kenapa
hidupku begini aku merasa aku hanya hidup di putaran waktu yang sia-sia?” tanya
ku kepada Sang Illahi setelah itu terdengar suara “Tok… tok.. tok Lena, apakah
ibu boleh masuk Nak?” tanya ibu, aku pun menjawab “Boleh.. kok Bu” ibu pun
masuk dan membuka pintu “Iya.. Bu ada apa?” tanyaku, Ibu memandang kamarku
dengan seriusnya.
Aku pun heran melihat ibu seperti ini “Ibu… Ibu… Ibu” kataku sambil menatap mata ibu sedalam-dalamnya “Lena..Lena..” kata ibu sambil melihat seluruh ruangan kamarku, “Iya… Bu ada apa?” jawabku dengan heran, ibu berkata lagi “Ohhh… iya ibu kesini untuk mengatakan bahwa, kamu harus belajar untuk disiplin ya Nak!” aku menjawabnya “Ahhh… Ibu, Ibu kan sudah tahu kalau Lena ini tidak bisa merubah kebiasaan ini Bu” ibu menjawabnya sambil menepuk pundakku “Iya.. iya.. ibu tahu tetapi, kamu tidak bisa hidup seperti ini Nak” aku menjawab “Iya.. iya Bu aku akan mencobanya tetapi, butuh waktu untuk mencobanya Bu” ibu menjawab “Nah.. kalau gitu baru anak ibu yang hebat” aku tersenyum “Sudah, kamu sekarang kamu belajar besok Ibu akan siapkan bekal untuk kamu ke sekolah ya” kata ibu lagi, “Terimakasih ya Bu” kataku dengan senyuman yang hangat ibu pun membalasnya dengan senyuman yang manis, ibu pun keluar dari kamarku.
Aku pun heran melihat ibu seperti ini “Ibu… Ibu… Ibu” kataku sambil menatap mata ibu sedalam-dalamnya “Lena..Lena..” kata ibu sambil melihat seluruh ruangan kamarku, “Iya… Bu ada apa?” jawabku dengan heran, ibu berkata lagi “Ohhh… iya ibu kesini untuk mengatakan bahwa, kamu harus belajar untuk disiplin ya Nak!” aku menjawabnya “Ahhh… Ibu, Ibu kan sudah tahu kalau Lena ini tidak bisa merubah kebiasaan ini Bu” ibu menjawabnya sambil menepuk pundakku “Iya.. iya.. ibu tahu tetapi, kamu tidak bisa hidup seperti ini Nak” aku menjawab “Iya.. iya Bu aku akan mencobanya tetapi, butuh waktu untuk mencobanya Bu” ibu menjawab “Nah.. kalau gitu baru anak ibu yang hebat” aku tersenyum “Sudah, kamu sekarang kamu belajar besok Ibu akan siapkan bekal untuk kamu ke sekolah ya” kata ibu lagi, “Terimakasih ya Bu” kataku dengan senyuman yang hangat ibu pun membalasnya dengan senyuman yang manis, ibu pun keluar dari kamarku.
Aku mencoba untuk hidup disiplin, dengan cara
membersihkan kamarku, mulai dari merapikan buku-buku yang bertebaran di
kamarku, baju-baju yang berserakkan aku rapikan, dan aku masukkan ke dalam
lemari bajuku. Setelah itu kamarku yang sangat kotor aku bersihkan menggunakan
sapu, dan bau kamarku yang tidak sedap ku beri pewangi ruangan. Setelah
merapikan kamar aku belajar dengan seriusnya jam telah menunjukkan pukul 08.30
WIB. Aku pun langsung menyiapkan buku-buku untuk pelajaran besok setelah itu,
aku juga mengatur jam wekkerku agar aku tidak terlambat lagi. Aku pun langsung
tidur, paginya jam wekkerku berdering yang bunyinya seperti ini “Kring… kring…”
aku mendengar bunyi itu, aku pun langsung bangun dari tempat tidurku,
sebenarnya mataku berat sekali untuk bangun tetapi, aku harus bangun lebih awal
agar tidak terlambat lagi, dan aku pun langsung merapikan tempat tidurku.
Setelah itu, aku berlari menuju kamar mandi untuk mandi setelah mandi, aku
mencari pakaian seragamku di lemari baju “Nah… ini dia seragamku” ujarku, aku
tidak perlu lagi mengacak-acak semua pakaianku karena, semua pakaianku telah
aku rapikan. Aku pun langsung memakainya. Setelah memakai seragam aku pun
langsung mengambil kaos kakiku dan sepatuku yang ada di rak sepatu, aku melihat
kaos kakiku apakah ini sama atau berbeda dengan hati-hatinya “Senangnya.. hidup
seperti ini” ucapanku setelah aku memakai kaos kaki, ibu masuk ke dalam
kamarku, ibu sedikit terkejut karena melihat perubahan kamarku yang bagus,
rapi, dan indah, ibu pun terdiam sejenak “Ibu… Ibu…” kata ku kepada ibu “Hmm
iya.. sekarang kamu keluar ya untuk sarapan!” ajak ibu “Baik.. Bu” jawabku. Aku
pun keluar untuk sarapan, ibu berkata di dalam hatinya “Wah… akhirnya Lena bisa
berubah untuk menjadi orang yang disiplin walau pun itu hanya sedikit demi
sedikit” aku terlalu ceria pagi ini setiba di ruang makan, aku langsung duduk
“Oh.. iya kamu mau apa Lena? susu atau roti?” tanya ibu “Aku mau roti saja kok
Bu” aku mengambil roti dan melihat selai yang akan aku oleskan ke roti agar
tidak salah lagi “Wah.. nampaknya Lena sudah mulai cepat nih! biasanya sih
terlambat terus” kata kakakku “Iya.. ya Kak, Kak Lena kini sudah mulai cepat”
ucap Adikku, Ibu pun tersenyum kepadaku.
Setelah sarapan aku pun langsung berpamitan kepada kedua
orangtuaku dan mencium kedua tangan mereka, aku pun berjalan menuju mobil
pribadiku “Sissskaaa… tunggu Nak, ini bekal makananmu ketinggalan” teriak ibu,
aku pun berbalik untuk mengambil bekal yang ketinggalan “Makasih ya.. Bu, aku
pergi dulu ya..” aku pun masuk ke dalam mobil setelah tiba di sekolah aku
langsung menuju ruang kelasku, ternyata aku yang paling pertama tiba, menunggu
bel bunyi aku sempatkan untuk membaca buku Bahasa Inggris. Setelah beberapa
menit bel pun berbunyi, semua siswa masuk ke dalam ruangan kelas mereka
masing-masing setelah itu, Bu guru pun masuk ke dalam kelasku “Selamat pagi
Anak-anak” kami menjawabnya “Selamat pagi Bu”. “Sekarang Bu Guru akan melihat
sampai mana kemampuan kalian semua, dalam mempelajari semua materi Bahasa
Indonesia.” ujar bu guru “Yah.. kok gitu sih Bu” kata semua siswa-siswi
“Tenang-tenang, kalian kan tahu bahwa sebentar lagi kalian akan menghadapi UN,
disinilah hasil nilai belajar kalian selama 3 tahun di Sekolah ini, apakah kalian
nanti lulus atau tidak lulus nah, tujuan Bu Guru sekarang adalah supaya kalian
ingat apa yang telah Saya ajarkan kepada kalian semua di UN nanti, jadi ananda
siswa-siswi Bu Guru mengertikan?” ucap bu guru dengan seriusnya. Para siswa
termenung sejenak “Mengerti Bu”. Setelah beberapa menit kemudian “Sekarang
kalian simpan buku-buku yang bersangkutan dengan materi Bahasa Indonesia”
perintah bu guru, bu guru pun membagikan soal-soal yang akan dibahas selain itu
para siswa menyimpan buku-bukunya ke dalam tas mereka masing-masing. “Ya..
tuhan tolonglah aku dalam menghadapi soal-soal ini” do’aku di dalam hati.
Semua siswa mengerjakan soal tes ini dengan hati-hati dan
teliti bagiku, semua soal itu tak begitu sulit karena aku telah belajar dengan
sungguh-sungguh tadi malam dan mengulangnya pagi tadi. Waktu terus berjalan
seiringnya, aku mengerjakan soal itu dengan seriusnya, waktu telah menunjukkan
12.30 WIB sebentar lagi waktunya pulang, setelah beberapa menit lonceng pun
berbunyi “Teng… teng.. teng” aku mengumpulkan lembaran jawabanku “Selesai,
tidak selesai harus dikumpulkan” tegas bu guru semua siswa menggumpulkan
lembaran jawaban mereka masing-masing ke depan kelas dengan wajah yang sangat
kecewa, semua pulang dan berpamitan kepada bu guru begitu pun aku juga pulang.
Setiba di rumah aku membuka sepatuku dan meletakkan ke
tempatnya, dan mengganti pakaianku dengan pakaian rumah, aku pun meletakkan
seragam sekolahku ke lemari pakaianku. Aku pun beristrirahat sebentar “Lena..
ayo turun Nak.. kita akan makan siang” teriak ibu dari ruang makan aku pun
keluar dan menuju ruang makan, setelah makan aku langsung masuk ke dalam kamar
untuk belajar kembali aku berkata di dalam hatiku “Kenapa ya, aku dulu tidak
seperti ini saja?” kata-kataku penuh dengan tanda tanya, aku sangat menyesal
sekali “Andaikan saja waktu bisa diputar kembali, pasti aku akan berubah semua
sikap tetapi, nasi telah menjadi bubur, aku akan merubah sikapku ini untuk
lebih baik lagi” ucapku ibu menengokku dari balik jendela kamarku dan mendengar
semua pembicaraanku tiba-tiba “Krek… krek” suara pintu. Ibu masuk ke dalam
kamarku “Hmm, Nak yang penting kamu sudah bisa untuk berubah itu pun sudah
cukup bagi Ibu” kata ibu, aku tersenyum kepada ibu “Oh.. iya Ibu dengar dua
Minggu lagi kamu akan menghadapi UN ya? apa itu benar Lena?” tanya ibu “Betul
Ibu, mankannya aku belajar nih, ya hitung-hitung untuk bekal nanti” jawabku,
“Sudah.. sudah lanjutkan belajarmu Ibu tidak mau mengganggumu” kata ibu. Ibu
pun keluar dengan berangsur-angsur dan menutup pintu kamarku.
Malam pun tiba, “Krek krek” kakakku membuka pintu kamarku
“Lena.. ke ruang makan yuk! Ayah, Ibu, dan Adikmu sudah nunggu tuh” ajak
kakakku. Aku pun keluar untuk makan malam, setelah tiba di ruang makan aku pun
duduk dan menyantap hidangan makan malam yang telah dihidangkan oleh ibu dan
kakakku “Lena.. Ayah mau tanya, prestasimu selama di kelas 3 ini ada
peningkatan” tanya ayah “Huukt…” aku tercekik “Kenapa..?” tanya ayah “Nggak…
apa-apa kok Yah” jawabku. Aku terdiam sejenak semua mata tertuju padaku keringatku
mulai berjatuhan, hatiku resah dan gelisah tak menentu “Aaada kok Yah… sedikit
demi sedikit” kataku “Wah.. bagus tuh yang Ayah tanya, apakah kamu ada
perubahan, nyatanya ada kan?” jawab ayah, hatiku merasa lega dan tidak merasa
gelisah lagi.
Satu minggu lima hari telah berlalu, seiringnya dekatnya
waktu UN yang akan aku hadapi. Hari Sabtu pun tiba paginya, ibu membangunkanku
“Lena.. ayo bangun Nak!” sambil menegakkan badanku “Ugghaahh… hmm Ibu, emangnya
sudah jam berapa Bu?” tanyaku “Sudah jam 06.00 Lena” jawab ibu. Aku langsung
bangun dari tempat tidurku dan pergi mandi setelah mandi aku memakai seragam
sekolahku, jam telah menunjukkan 07.00 WIB aku sarapan terlebih dahulu sebelum
berangkat sekolah setelah sarapan aku langsung berangkat ke sekolah, seperti
biasanya. Aku pun telah sampai di sekolah, setelah lima menit lonceng sekolah
pun berbunyi para siswa masuk ke ruangan mereka masing-masing. Kepala sekolah
pun masuk ke dalam kelasku “Anak-anak yang kami sayangi hari Senin besok kalian
akan menghadapi UN, nah pada hari ini kita tidak belajar tetapi, kita
mempersiapkan hal-hal penting untuk UN nanti “ujar kepala sekolah
“Horeeee” sorak gembira para siswa, para siswa dan guru-guru pun mempersiapkan segala sesuatu yang dirasa perlu untuk UN nanti, aku pun langsung mengambil nomor ujianku setelah selesai itu, aku langsung pulang ke rumah.
“Horeeee” sorak gembira para siswa, para siswa dan guru-guru pun mempersiapkan segala sesuatu yang dirasa perlu untuk UN nanti, aku pun langsung mengambil nomor ujianku setelah selesai itu, aku langsung pulang ke rumah.
Setiba di rumah aku langsung menukar bajuku, dan makan
siang setelah itu, aku langsung belajar untuk UN nanti, malam pun tiba aku dan
keluargaku makan malam di ruang makan “Lena kamu harus LULUS dengan cara
belajar yang giat!” kata ayah “Baa..ik Yah Lena akan belajar lebih giat lagi,
biar bagaimana pun Lena harus LULUS dan memberikan nilai yang terbaik untuk
Ayah dan Ibu” jawabku dengan wajah yang bersungguh-sungguh, selesai makan aku
mencuci piring dan langsung belajar kembali, malam pun berganti dengan pagi.
Hari Minggu pun tiba paginya aku sarapan setelah itu, aku belajar kembali
“Rasanya cemas untuk menghadapi UN besok” kataku, ibu ku mengintip dari
kejauhan “Tidak ada yang perlu di cemaskan Lena!” kata ibu sambil memegang
bahuku, aku tersenyum pada ibu “Lena kamu harus pasrah Nak! Ini mungkin hal
yang harus kamu tempuh untuk menjadi seorang yang sukses “nasehat ibu. Aku
berpikir sejenak “Hmm, betul juga sih, apa yang dikatakan Ibu itu benar”, Ibu
pun tersenyum kepadaku “Ya.. sudah kamu lanjutkan lagi ya belajarnya!” kata ibu
“Iya.. Ibu” jawabku. Aku belajar dengan sungguh-sungguh demi membahagiakan
kedua orangtuaku.
Malam pun tiba aku membiarkan perutku kosong hanya untuk
terus belajar demi UN besok “Lena… ayo turun Nak! Kita makan!!” Teriak ibuku
“Iya.. Bu nanti dulu” jawabku “Kelihatannya Lena sangat sibuk sekali ya Bu. Dia
belajar dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi UN besok” ujar ayah “Hmm
begitulah anak kita Yah, anak itu pantang menyerah sekali nampaknya, semua itu
dia lakukan semata-mata hanya untuk kita” jawab ibu. Aku pun turun untuk makan
siang, aku makan sambil membaca buku “Akktff…” jeritanku aku tercekik karena
makan sambil membaca “Hati-hati dong..” kata ibu sambil menyodorkan air minum
“Belajar sih boleh tapi nggak kayak gini juga kali Lena, belajarnya
diberhentikan dulu ya Lena sekarang kamu makan dulu, kalau kamu sakit nanti
kamu tidak bisa ikut ujian” nasehat ibu “Iya maafkan Lena ya… Bu”. Setelah makan
aku langsung ke kamarku untuk kembali belajar, malam pun tiba aku terus
belajar, ibu mengintipku kembali dari kejauhan “Anak itu, tak berhenti-hentinya
belajar semangat belajarnya sangat tinggi, seperti karang yang tidak pernah
hancur walaupun diterpa ombak yang sangat besar” kata ibu.
Aku terus belajar tak ada lelah dan letih sedikit pun,
kulihat jam dinding sudah menunjukkan jam 22.00 WIB. Setelah beberapa menit aku
pun tertidur di atas meja belajaku, malam berganti dengan pagi “Kring… Kring…”
bunyi jam wekkerku, aku pun terkejut mendengarnya “Adu.. aduh.. bagaimana ini
sudah jam 05.25 WIB” ucap ku dengan wajah yang panik aku pun langsung mandi aku
shalat subuh, setelah itu aku memakai seragam sekolahku dan aku pun langsung
menyiapkan peralatanku untuk ujian nanti tak lama kemudian terdengar suara
teriak ibu dari ruang makan “Lena.. ayo sarapan nak!” aku langsung ke bawah
untuk sarapan setelah sarapan aku lansung mencium tangan kedua orangtuaku dan
meminta do’a restu “Ayah, Ibu do’akan Lena ya supaya bisa menjawab soal-soal
nanti!” ayah menjawabnya “Iya, kamu harus hati-hati menjawab soal itu” lain
halnya dengan ibu, ibu hanya tersenyum kepadaku setelah itu aku langsung pergi
menuju mobilku, setelah beberapa langkah ibu mengucapkan sesuatu “Lena ingatlah
Aku Belajar Setiap Waktu Batu Nisan Akan Menjadi Ijazahku” aku pun membalasnya
dengan senyuman yang manis dan aku pun langsung berangkat ke sekolah.
Setiba di sekolah aku langsung duduk di tempat dudukku
menurut nomor ujianku. Sebelum lonceng berbunyi aku sempatkan untuk membaca
buku kembali, setelah beberapa menit pak guru menghampiriku “Lena ayo ambil
kertas ini,” ucap pak guru “Maaf ya Pak, kertas ini apa?” jawabku “Kertas ini
berisi kunci jawaban UN mata pelajaran sekarang” jawab pak guru “Maaf ya Pak,
bukannya Lena menolak atau sombong. Tapi, Lena nggak mau menerimanya Pak”
jawabku “Kenapa kamu nggak mau menerimanya?” tanya pak guru “Karena, Lena sudah
belajar sungguh-sungguh dari pagi sampai malam Pak, kalau Lena menerima kunci
itu, percuma saja Lena belajar selama ini Pak” jawabku, pak guru termenung
sejenak “Ya sudah sekarang kunci itu Pak Guru berikan saja kepada teman-teman
yang lebih membutuhkan itu” ucapku “Hmmm, ya sudah Lena, Pak Guru pergi dulu
ya” kata pak guru
Tak lama kemudian lonceng sekolah pun berbunyi itu
merupakan tanda waktunya masuk jam ujian yang pertama “Selamat pagi anak-anak”
ucap bu guru, para siswa menjawab dengan serentak “Selamat pagi bu” bu guru
langsung memberi kan soal dan lembar jawaban siswa “Anak-anak, dalam UN sekarang
kita memiliki 20 paket soal” para siswa pun menjawab soal itu dengan teliti tak
terkecuali dengan aku, sebelum aku menjawab soal-soal aku berdo’a kepada ALLAH
SWT terlebih dahulu supaya aku diberikan keringanan untuk menjawab soal-soal
UN, setelah itu baru aku menjawab soal-soal itu.
Tiga jam berlalu “Teng.. teng.. teng..” bunyi lonceng
sekolah yang pertanda jam ujian hari ini telah habis saatnya untuk pulang
“Nah.. Anak-anak kumpulkan soal-soal dan kertas lembaran jawaban kalian,
setelah itu kalian boleh pulang!” perintah bu guru. Aku pun pulang ke rumah
setelah sampai di rumah aku langsung menuju kamar “Huffft rasanya lelah sekali”
kataku, tanpa mengganti seragam aku pun tidur siang.Setelah beberapa jam aku
pun bangun “Hahh.. ya ampun aku tidur, tanpa mengganti seragam sekolahku”
ucapku sambil tergesa-gesa aku pun mengganti seragamku.
Tiga hari telah berlalu “Yess… akhirnya selesai juga UN,
tapi bagaimana ya? jika aku tidak lulus” dengan wajah bahagia sedikit cemas,
“Haa.. apa-apaan sih, kok mikirnya kayak gitu. Hmm, sabar Lena kamu pasti LULUS
kok!” ucap kata hatiku. Setelah beberapa hari, besoknya merupakan puncaknya
yaitu pengumuman hasil LULUS atau TIDAK LULUS malamnya mataku susah untuk
dipejamkan “Huuh.. kok jadi deg-degan gini sih!” ucapaku. Jam telah
menunujukkan pukul 09.00 WIB aku tidak bisa tidur sampai jam 10.00, tak lama
kemudian aku pun tertidur.
Paginya “Kring… kring..” bunyi jam wekkerku, aku pun
terkejut dan langsung bangun, “Aduhh… aku telat nih!” ucapku sambil berlari
menuju kamar mandi, setelah mandi aku memakai seragam sekolahku, jam telah
menunjukkan 06.32 WIB aku pun tergesa-gesa olehnya, aku pun pergi ke ruangan
makan untuk sarapan setelah sarapan aku mencium kedua tangan orangtuaku.
Ayah dan ibuku pun memberi nasehat sebelum aku pergi
kesekolah “Lena… Kalau sudah tiba di sekolah kamu jangan takabur ya, walaupun
perasaanmu mengatakan bahwa kamu pasti LULUS dan apabila kamu tidak lulus
jangan bersedih dan berkecil hati karena kegagalan merupakan kunci dari
kesusesan dikemudian hari, Ayah mengerti perasaan kamu misalkan kamu tidak
lulus pasti ada tergores di hati kamu kepedihan yang sangat sakit namun itu
harus kamu terima dengan lapang dada, mungkin itu merupakan suratan takdirmu
dan jangan menyerah untuk mencapai kenginan-keinginan kamu ya!” nasehat ayah,
“Baik, Yah!” jawabku.
Langkah demi langkah kulalui, “Bismillahhirahmani’rahim”
Kataku, aku pun masuk ke dalam mobil dan berangkat ke sekolah, setiba di
sekolah semua teman-temanku berbaris di Mading (Majalah Dinding) untuk menunggu
pengumuman ditempelkan “Lena… Kamu pasti LULUS soalnya kamu akhir-akhir ini
pintar lho!” kata temanku, aku hanya membalasnya dengan senyuman dan aku pun
teringat pada pesan ayah kalau aku tidak boleh takabur.
Setelah satu jam, pengumuman itu pun ditempelkan dimading
”Yesss” teriak histeris siswa-siswi yang LULUS, ada yang menangis, ada yang
pingsan, dan ada juga yang tertawa sambil menangis. Aku pun langsung melihat
namaku di pengumuman itu ternyata oh ternyata aku pun LULUS “Yeah…” teriakku,
“Ya.. Allah terimakasih.. Ya Allah, tanpamu aku tidak bisa LULUS” kataku.
Aku pun pulang untuk memberitakannya kepada ibu dan ayah,
setelah tiba di rumah “Ibu.. Ibu aku pulang Bu!” teriakku memanggil ibu “Iya..
ada apa?” jawab Ibu. Ibu pun menghampiriku “Kenapa?” tanya Ibu “Aku LULUS Bu..
Aku LULUS” kataku “Wah.. bagus deh” jawab ibu dengan senyuman yang manis, nanti
kamu kasih tau ayah ya!” perintah ibu, “Baik Bu” jawabku.
Malam pun tiba “Lena.. Lena ayo turun nak! kita makan”
teriak Ibu, “Iya.. Bu” jawabku dan aku pun turun untuk makan malam, setelah
makan ayah bertanya kepadaku “Lena kamu sudah lihat pengumuman LULUS atau TIDAK
LULUS?” aku pun menjawabnya “Sudah Yah”, “Apakah… kamu LULUS” tanya ayah lagi
“LULUS kok Yah” jawabku dengan hati yang riang “Hmm.. bagus deh setelah
keluarnya Ijazah kamu langsung mendaftar kuliah perguruan tinggi ya!” perintah
ayah, “Baik Yah” jawabku “Karena kamu LULUS Ayah aku memberi hadiah kepadamu”
kata ayah “Wow.. apa itu Yah” jawabku dengan hati yang sangat riang “Kak.. bawa
kesini hadiahnya” perintah ayah. Kakak pun mengambil hadiah itu dan
memberikannya kepada ayah “Nah.. ini hadiahnya Lena” kata ayah, aku pun
mengambil hadiah itu dan membukanya “Apaan sih hadiahnya aku kan jadi
penasaran?” jawabku sambil membuka hadiah itu, ternyata hadiahnya itu adalah
sebuah kertas kecil yang berisikan tentang Pergi Liburan “Wah.. beneran Yah
tapi kemana Yah?” tanyaku “Kemana ya? kalau menurut Ayah lebih baik kita pergi
ke museum tempat peninggalan Sejarah Indonesia” jawab ayah “Wah… Ide yang bagus
tuh Yah, ehh tunggu dulu deh Yah ngomong-ngomong Ayah dapat ide dari mana Yah?”
tanyaku “Ohh.. soal itu Ayah dari Ibu lho, tadi Ayah sudah ditelpon Ibu kalau
kamu LULUS dan Ayah berpikir bahwa Ayah akan pergi liburan bersama Ibu dan
kalian semua dilibur semester nanti” jawab ayah “Makasih ya Ayah, Ibu, dan
Kakakku yang cantik serta Adikku yang baik” kataku “Iya sama-sama” jawab ayah
ibu, kakak, adikku dengan nada yang serentak kami pun tertawa riang bersama
dengan suasana keluarga yang hangat..
Setelah makan aku pun menuju kamar untuk tidur “Wah.. tak
kusangka semua yang aku lakukan berujung kemanisan, terimakasih Ya Allah SWT”
ucapku, “Cie.. cie ada yang lagi seneng nih” kata kakakku di depan pintu “Ahh..
Kakak ada-ada saja kebahagianku juga kebahagian Kakak juga kan?” jawabku,
kakakku tersenyum kepadaku dan pergi berlalu, jam telah menunjukkan 20.00 WIB,
tak lama kemudian aku pun tertidur.
Pagi pun tiba aku pun pergi ke sekolah untuk mengambil
Ijazahku setelah tiba di sekolah aku pun langsung mengambil dan meminta tanda
tangan kepala sekolahku untuk Ijazahku. Setelah itu aku pun pulang dan membantu
ibu di dapur, dua minggu telah berlalu, aku menerima pengumuman dari temanku
bahwa telah dibuka calon Mahasiswa dan Mahasiswi baru di Universitas
Pajdjajaran dan aku pun langsung melamar dan mendaftarkan diri ke Universitas
Pajdjajaran dengan persyaratan yang sudah ditentukan.
Setelah selesai aku pun pulang, hari demi hari pun telah
berlalu, air terus mengalir, roda terus berputar, silih pun berganti dengan
seiring keluarnya hasil penerimaan calon mahasiswa dan mahasiswi di Universitas
tersebut “Assalammualaikum..” teriak petugas Universitas “Walaikumsalam.. maaaf
Bapak siapa ya?” tanyaku “Saya ini, merupakan petugas dari UNPAD yang membawa
hasil pengumuman penerimaan calon mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas
Pajdjajaran” jawabnya sambil menyodorkan amplop yang berisi pengumuman tersebut
“Oh.. makasih ya Pak!” jawabku “Iya sama-sama ya Dek”. Aku pun membuka isi
amplop itu ternyata isinya adalah aku diterima menjadi mahasiswa Universitas
Padjjajaran, dan aku pun langsung memberitahukan kepada kedua orangtuaku dan
kakakku.
Hari demi heri berganti dan seiring tibanya libur
semester. Aku dan keluargaku pun pergi liburan ke Museum tersebut. Setelah puas
melihat peninggalan sejarah yang beranekaragam aku pun pulang ke rumahku.
Setelah satu minggu kemudian tibalah saatnya aku masuk hari pertama kuliah
“Ayah… Ibu aku berangkat kuliah dulu ya!” ucapku “Iya..” kata ayah aku pun
mencium tangan kedua orangtuaku “Oh..iya Yah, Kakak kemana ya dari tadi Lena
gak lihat Kakak?” tanyaku kepada Ayah “Oooo.. Kakak, tadi pagi dia sudah
berangkat subuh-subuh katanya sih pergi percobaan kuliahnya di Bank” jawab ayah
“Owwh… kalau gitu Yah, Lena pergi dulu ya Yah, Ibu” kataku “Iya.. hati-hati di
jalan ya!” kata Ayah “Ok Yah” jawabku. Aku pun menuju mobil “Ayo Pak kita
jalan” perintahku kepada pak supir.
Aku pun tiba di Universitas Padjajaran dan mulai mengenal
selah belik Universitas ini dan mengalami masa Ospek setelah masa Ospek aku
mendapatkan banyak teman. Setelah beberapa hari kuliah aku pun merasakan
bagaimana rasanya mengecap sebagai Mahasiswi baru dan setelah itu aku pun
menjalani kehidupanku yang lebih baik dari biasanya dengan senyuman. Nah
kawan-kawan beginilah ceritaku semasa SMA hingga sekarang aku kuliah, oh iya
teman-teman jangan mengambil sikap yang negatif aku ya, karena itu tidak baik.
Teman-teman boleh kok ambil sikap positif aku, dan jangan lupa ya teman-teman
Disiplin itu penting lho karena itu merupakan kunci dari meraih kesuksesan, Oh
iya udah dulu ya! sampai jumpa episode versi yang lainnya ya.hahahhahha