KARYA ILMIAH
TENTANG SAMPAH

Disusun Oleh
Yelli Fitri (8.7)
Fadhilatun Nissa Asholihah (8.3)
2015
DAFTAR ISI
|
Kata Pengantar
|
…………………………………………………………………………………………
|
i
|
|
Daftar Isi
|
…………………………………………………………………………………………
|
ii
|
|
BAB 1. PENDAHULUAN
|
…………………………………………………………………………………………
|
1
|
|
1.1
Pengertian Sampah
|
…………………………………………………………………………………………
|
1
|
|
1.2
Identifikasi Masalah
|
…………………………………………………………………………………………
|
1
|
|
1.3
Rumus Masalah
|
…………………………………………………………………………………………
|
2
|
|
1.4 Tujuan Penelitian
|
…………………………………………………………………………………………
|
2
|
|
1.5 Manfaat Penelitian
|
…………………………………………………………………………………………
|
2
|
|
BAB 2. PEMBAHASAN
|
…………………………………………………………………………………………
|
3
|
|
2.1
Pengertian Sampah
|
…………………………………………………………………………………………
|
3
|
|
2.2
Jenis-jenis Sampah
|
…………………………………………………………………………………………
|
4
|
|
2.3
Prinsip Pengolahan Sampah
|
…………………………………………………………………………………………
|
7
|
|
2.4 Pengolahan Sampah
|
…………………………………………………………………………………………
|
8
|
|
2.5
Cara pengolahan sampah
|
…………………………………………………………………………………………
|
11
|
|
BAB 3. PENUTUP
|
…………………………………………………………………………………………
|
13
|
|
3.1 Kesimpulan
|
…………………………………………………………………………………………
|
13
|
|
3.2 Saran
|
…………………………………………………………………………………………
|
13
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
…………………………………………………………………………………………
|
15
|
|
LAMPIRAN
|
…………………………………………………………………………………………
|
16
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “ PENGOLAHAN SAMPAH”. Karya ilmiah
ini disusun sebagai salah satu tugas kegiatan ekstrakulikuler KIR SMP Islam Al-Hikmah
Jakarta Selatan.
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam
selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga
diperlakukannya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara
sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh
masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal
dari perumahan dan pasar. Pengelolaan sampah diantaranya dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara
yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi
bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan
residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
Dalam penyusunan karya ilmiah,ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasakami tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.
Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya
ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca khususnya siswa
Islam Al-Hikamah Jakarta pada umumnya. Kami mengharapkan saran dari berbagai pihak
yang bersifatnya membangun agar kami terbiasa dalam penulisan yang jauh lebih
baik dari saat ini.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Kebersihan
pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita. Di suatu
lingkungan sekolah seringkali mengalami permaslahan tentang kebersihan,
misalnya di sekolah Al-Hikmah Jakarta tempat kita mencari ilmu pengetahuan. Hal
ini disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan setelah jajan
di kantin hampir disemua sudut sekolahan penuh dengan sampah. Sampah merupakan
masalah yang dihadapi hampir semua sekolah di Indonesia. Tidak hanya
sekolah-sekolah yang berlabel Islam,sekolah yang kristenpun sampah menjadi
permasalahan. Rata-rata setiap harinya Jakarta menghasilkan puluhan ton sampah,
sampah ini kebanyakan berhasal dari limbah rumah tangga. Sampah-sampah itu
diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja ditempat
yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah it
uterus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu
penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering
dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti
sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain
mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang
yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
1.2
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat di Identifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
cara mengatasi sampah di sekitar kita?
2. Bagaimana
cara mengelola sampah tersebut?
3. Bagaimana
agar sampah tersebut dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari?
1.3
Rumusan
Masalah
Dari
identifikasi masalah diatas, dirumuskan suatu masalah yang akan dibahas dalam
karya ilmiah ini yaitu:
Bagaimana
cara penanggulangan sampah di sekitar kita serta cara pengelolaan sampah
tersebut agar dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
1.4
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitianmerupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk melakukan
suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan di adakannya penelitian
ini adalah:
1. Untuk
meningkatkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.
2. Untuk
memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting.
3. Untuk
mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Untuk
mengetahui jenis-jenis sampah.
5. Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah.
6. Untuk
mengetahui cara mengolah sampah.
7. Mencoba
menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah.
1.5
Manfaat
Penelitian
1. Penelitian
ini dapat membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar kita.
2. Menambah
pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat pengolahan
sampah.
3. Hasil
penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan bagi siswa mengenai latar belakang
pengolahan sampah.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah
tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa
dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Menurut kamus istilah
lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercatat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak
atau buangan. Menurut bapak Dr.Tandjung.Ms.c, sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Penumpukan sampah
disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat
besar sehingga melebihi kapasitas daya tamping tempat pembuangan sampah akhir
(TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada
lingkungan, dan kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam
memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk
tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).
Permasalahan sampah
merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural
karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar.
Berdasarkan perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata
sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang
memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000
ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar
tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak
negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber
penyakit. Pada pengolahan sampah tidak
ada teknologi tanpa meninggalkan sisa.
Oleh sebab itu,
pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah
sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang
yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau
bahan yang berguna lainnya. Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien
dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah,
rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Pengelolaan sampah
diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya
terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat
yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik
biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman
akan aman bila dikonsumsi.
2. Jenis-Jenis
Sampah
a. Berdasarkan
Sumbernya
1. Sampah
alam
Sampah yang diprodusi di kehidupan liar diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daunan yang kering di
hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini
dapat menjadi masalah misalnya daun-daun di lingkungan pemukiman.
2. Sampah
manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan vector (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan dengan cara hidup yang higenis dan
sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai uang misalnya melalui system urinoir
tanpa air.
3. Sampah
konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia
sebagai pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat
sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian,
jumlah sampah kategori inipun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah
yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industry.
b. Berdasarkan
sifatnya
1. Sampah
organic (degradable)
Sampah organic, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos.
2. Sampah
Anorganik (undegradable)
Sampah anorganik, yaitu yang tidak mudah membusuk seperti
plastic wadah pembungkus makanan, kertas, plastic mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastic wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas Koran,
HVS, maupun karton.
c. Berdasarkan
bentuknya
1. Sampah Padat
Sampah adalah bahan baik padat atau
cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat
dibagi sebagai: Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran
manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik,
seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan
rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun
dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:
· Biodegradable, yaitu sampah yang diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan,
sampah pertanian dan perkebunan.
· Non- Biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan
oleh proses biologi, kegiatan ini dapat dibagi menjadi :
a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena nilai secara ekonomi seperti plastic, kertas, pakaian, dan lain-lain.
b. Non-recyclable;sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat dioleh atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah
cair
Sampah cair adalah bahan
cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah. Adapun ciri sampah cair ini yakni berupa:
a. Limbah hitam, sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah
ini mengandung pathogen yang sangat berbahaya.
b. Limbah rumah tangga, sampah cair yang dihasilkan dari dapur
kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung pathogen.
Sampah dapat berada
pada setiap fase materi, yakni padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi, dan emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah
dalam jumlah besar dating dari aktivitas industry (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industry akan menjadi sampah pada suatu waktu dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah cair pabrik tidak
membuang limbah sembarang misalnya membuang ke selokan.
3. Prinsip
Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4 M, yaitu:
a. Mengurangi (reduce)
Sebisa mungkin
meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b. Menggunakan kembali (Reuse)
Sebisa mungkin pilihlah
barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang
sekali pakai, buang (disposable).
c. Mendaur ulang (Recycle)
Sebisa mungkin barang-barang
yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur
ulang, tetapi saat ini sudah banyak industry tidak resmi (informal) dan
industry rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d. Mengganti (Replace)
e. Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang-barang yang bisa dipakai seklai dengan barang yang lebih tahan lama.
4. Pengolahan
Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara
menyeluruh perlu dilakukan alternative-alternatif pengelolaan. Landfil [1]bukan merupakan
alternative yang sesuai, karena landfil tidak berkelanjutan dan menimbulkan
masalah lingkungan. Malahan alternative-alternatif tersebut harus bisa
menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur ulang semua
limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau alam, sehingga dapat
mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Untuk mencapai hal tersebut ada
tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga
prinsip-prinsip bari. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan
jumlah sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan
prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga
tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada
dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini.
Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk
memudahkan proses daur-ulang produk tersebut.
Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan
alur sampah. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari
material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang
dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu
porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan
produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang
ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar
berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama
program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja
mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju,
mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya
sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting
dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja
mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara
berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah
berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu
mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000
orang. Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk
penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu
sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan
kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak
untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa
bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga
merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang
sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan
kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai
industri. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara
secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang
telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur,
akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka
produk akhirnya adalah kompos (compost). Setiap bahan organik, bahan-bahan
hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan.
Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan,
kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami
proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna
coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses
dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan
mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara
yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos
(compost). Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan
jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi
bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos
biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah. Kompos dan pengomposan
(composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber
mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun
sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan
kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup
pesat. Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan
ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang
melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak
dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:
(1)Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga
memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.
(2)Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga
tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada
tanah.
(3) Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian
hara.(4)Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah
seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.
5. Cara Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan
masyarakt karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab
penyakit (bakteri, pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar
tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan,
pengangkutan, sampai pemusnahan. Adapun cara pengolahan sampah adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan
dan pengangkutan
Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab
masing-masing rumah tangga/ institusi penghasilan sampah harus membangun tempat
pembuangan dan pengumpulan sampah, lalu diangkat ke TSP (tempat pembuangan
sementara), dan akhirnya ke TPA (tempat pembuangan akhir).
2. Pemusnahan
dan pengolahan
Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain:
a. ditanab (landfill), yaitu membuat lubang didalam tanah
kemudian di timbun dalam tanah.
b. Dibakar (incineration), yaitu membakar sampah dalam
incinerator.
c. Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan dikumpulkan menjadi
pupuk kompos.
Berikut
adalah salah satu contoh pengolahan sampah yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
· Daur
ulang Kaleng Bekas
Anda tentu
sering merasa pusing bagaimana memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng susu,
roti, atau yang lainnya. Anda tidak harus langsung membuangnya. Dengan sedikit
kreativitas dan ketekunan, anda pun dapat membuat sesuatu yang lebih bermanfaat
darinya. Anda pun dapat memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai wadah
pensil, tempat sampah, tempat cucian atau lainnya. Adapun bahan-bahan yang
dibutuhkan adalah : kaleng bekas, cat berwarna putih, pensil atau pulpen, cat
akrilik. Hal pertama yang harus anda siapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan
utama untuk dapat dimanfaatkan kembali. Ambil kaleng bekas, kemudian dicuci
sampai bersih, baik bagian dalam maupun bagian luarnya. Hal ini dimaksudkan
untuk menghilangkan kotoran, baik berupa bekas makanan, minyak atau pun debu
yang menempel pada kaleng yang akan digunakan. Setelah kaleng dibersihkan,
kemudian dikeringkan agar dapat dilakukan proses selanjutnya.
Setelah kaleng bersih dan kering, kemudian dilakukan proses pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih. Warna putih dipilih karena warna ini netral sehingga proses pengecatan warna selanjutnya akan lebih mudah dan hasilnya pun menjadi maksimal serta sekaligus untuk melapisi merk dari kaleng yang digunakan. Setelah kaleng dilapisi warna putih, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Tahap selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar adalah sesuai dengan selera anda. Anda dapat membuat gambar hewan, bunga, pemandangan, tokoh kartun, angka, huruf, atau pola abstrak yang anda sukai. Setelah pola tergambar pada kaleng, anda dapat mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik. Warna untuk tiap motif pun sesuai dengan kesukaan anda. Namun, bila anda mendaur ulang kaleng untuk anak anda, anda dapat menggunakan warna cerah dan ‘ngejreng’ karena anak-anak suka sekali bila barang mereka. Karena ini adalah proses daur ulang dan dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun spesial. Tidak ada yang sama. Ini adalah salah satu kelebihan membuat pola sendiri. Bila anda mengajak anak anda untuk mendaur ulang kaleng bekas di rumah, ini akan membantu merangsang kreativitas anak anda. Dan mereka pun akan bangga dengan hasil karya mereka sendiri. So, manfaatkan kaleng bekas di rumah anda. Dan anda pun dapat berkreasi dengannya sesuai kreatifitas dan kebutuhan yang anda butuhkan,
Setelah kaleng bersih dan kering, kemudian dilakukan proses pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih. Warna putih dipilih karena warna ini netral sehingga proses pengecatan warna selanjutnya akan lebih mudah dan hasilnya pun menjadi maksimal serta sekaligus untuk melapisi merk dari kaleng yang digunakan. Setelah kaleng dilapisi warna putih, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Tahap selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar adalah sesuai dengan selera anda. Anda dapat membuat gambar hewan, bunga, pemandangan, tokoh kartun, angka, huruf, atau pola abstrak yang anda sukai. Setelah pola tergambar pada kaleng, anda dapat mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik. Warna untuk tiap motif pun sesuai dengan kesukaan anda. Namun, bila anda mendaur ulang kaleng untuk anak anda, anda dapat menggunakan warna cerah dan ‘ngejreng’ karena anak-anak suka sekali bila barang mereka. Karena ini adalah proses daur ulang dan dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun spesial. Tidak ada yang sama. Ini adalah salah satu kelebihan membuat pola sendiri. Bila anda mengajak anak anda untuk mendaur ulang kaleng bekas di rumah, ini akan membantu merangsang kreativitas anak anda. Dan mereka pun akan bangga dengan hasil karya mereka sendiri. So, manfaatkan kaleng bekas di rumah anda. Dan anda pun dapat berkreasi dengannya sesuai kreatifitas dan kebutuhan yang anda butuhkan,
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar. Jenis-jenis sampah dapat dibagi menjadi 4
yaitu:
A. Berdasarkan sumbernya seperti
· Sampah alam
· Sampah manusia
· Sampah konsumsi
B. Berdasarkan sifatnya, seperti:
· Sampah organic (degradable)
· Sampah anorganik (udegradable)
C.Berdasarkan bentuknya, seperti :
· Sampah padat
· Sampah cair
Prinsip-prinsip
yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah di kenal juga dengan nama 4 M
yaitu,
· Mengurangi
· Menggunakan kembali
· Mendaur ulang
· Mengganti
Cara pengolahan
sampah dapat dimulai dari pengumpulan dan pengangkutan serta pemusnahan dan
pengolahan.
2. Saran
Cara pengendalian sampah yang
paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk
tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga control
social budaya masyarkat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupn kadang harus
dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga
sangat diharapkan karena jika tidak maka perusak lingkungan akan terus terjadi
dan mengakibatkan bencana yang sangat besar seperti banjir yang disebabkan oleh
ulah segelintir oknum pemerintah dan masyarakat dan akhirnya merugikan orang
lain termasuk Negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts,B.et al.Biologi Molekuler Sel,Edisi ke dua,1994,Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Djamaludin, Sri Muniarti.Ed ke dua, 2008. Asdep Urusan Limbah Domestik dan Usaha Skala Kecil. Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta
Sri Wahyono, Firman L. Sahwan dan Feddy Suryanto.2003. Menyulap Sampah Menjadi Kompos Sistem Windrow Bergulir. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT.Jakarta
http://www.ilmusipil.com/sistem-sanitary-landfill
yang diakses pada tanggal 10 Januari 2015 jam 14.30
Sutan Rajasa. Kamus Ilmiah
Populer.2002. Karya Utama, Surabaya
Lampiran

